
Pelantikan Pimpinan Cabang Pergunu Kabupaten Majalengka Masa Khidmat 2025-2030
Guru Aswaja : Meneguhkan Pengabdian, Mengukir Generasi Emas, Untuk Peradaban Dunia
11/9/20254 min read
Pelantikan Pengurus Pergunu Kabupaten Majalengka Masa Khidmat 2025-2030: Meneguhkan Komitmen Guru NU untuk Pendidikan Berkualitas
Majalengka - Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Majalengka resmi melantik kepengurusan periode 2025-2030 dalam sebuah acara khidmat yang digelar di Gedung Nyi Rambut Kasih Majalengka, Sabtu (9/11/2025). Acara yang berlangsung pukul 10.00 WIB ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, mulai dari perwakilan pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga jajaran pengurus Pergunu tingkat pusat dan provinsi.
Kehadiran para tokoh penting, di antaranya :
Wakil Kepala Badan Geospasial Nasional (BGN) RI Letjen TNI (Purn) L. Pusung,
Bupati Kabupaten Majalengka Drs. H. Eman Suherman, M.M.,
Ketua Pengurus Pusat Pergunu Prof. Dr. KH. Asep Saepudin Chalik, M.A.,
Ketua Pengurus Wilayah Pergunu Jawa Barat Dr. H. Saepulloh, M.Pd.,
Ketua PCNU Majalengka KH. Muhammad Umar, M.Ag.
Pergunu: Gerakan Moral dan Intelektual
Dalam sambutannya, Ketua PC Pergunu Majalengka yang baru dilantik, Dr. Endin Muhtadin, M.Ag., menegaskan bahwa Pergunu bukan sekadar organisasi biasa, melainkan sebuah gerakan moral dan intelektual. "Ini adalah wujud pengabdian kami sebagai guru Nahdlatul Ulama. Pergunu hadir untuk mengajarkan nilai-nilai luhur Nahdlatul Ulama," ujarnya.
Dr. Endin memaparkan empat misi utama Pergunu Majalengka ke depan. Pertama, peningkatan kualitas dan kapasitas guru NU melalui berbagai program pengembangan profesional. Kedua, memperjuangkan hak-hak guru agar kesejahteraan mereka terjamin. Ketiga, mengadakan penguatan kebangsaan di tengah era digitalisasi yang penuh tantangan. Keempat, mendorong kemandirian ekonomi melalui program pemberdayaan bagi para anggota.
"Mari kita rapatkan barisan, kobarkan semangat ngaji, ngajar, dan ngabdi untuk kesejahteraan NU dan kesejahteraan pendidikan," ajak Dr. Endin mengakhiri sambutannya.
Guru: Kunci Kemajuan Bangsa
Ketua PCNU Majalengka, KH. Muhammad Umar Shobur, M.Ag., memberikan refleksi mendalam tentang peran guru dalam kehidupan berbangsa. Berbagi pengalaman pribadinya sebagai guru selama lebih dari 20 tahun, KH. Umar menyatakan bahwa posisi kepemimpinan PCNU Majalengka sejak dulu hingga sekarang selalu dipegang oleh para guru.
"Apa yang kita lihat dan saksikan saat ini adalah karya tangan para guru. Jangan ada pandangan buruk terhadap guru," tegasnya. Beliau mengutip ungkapan klasik, "Aku ini gudangnya ilmu dan engkau adalah kuncinya," serta "Saya ikhlas ridho diperbudak oleh orang yang mengajariku walau satu huruf."
KH. Umar mengaku sangat sensitif ketika berbicara di hadapan para guru karena menurutnya, guru mampu mengajarkan apa pun dengan sepenuh hati.
Keseimbangan Tanggung Jawab Pengurus
Dr. H. Saepulloh, M.Pd., Ketua PW Pergunu Jawa Barat, memberikan nasihat penting bagi para pengurus yang baru dilantik. Beliau menyampaikan apresiasi atas perhatian khusus Bupati Majalengka terhadap para guru di wilayahnya.
"Ada dua hal yang akan Bapak Ibu hadapi. Pertama, loyalis kita akan mencari keberhasilan kita, sementara orang yang membenci kita akan mencari kesalahan kita. Kedua, ketika sudah menjadi pengurus, Bapak Ibu memiliki tiga kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan: pribadi, keluarga, dan masyarakat," ujar Dr. Saepullo
Beliau menekankan pentingnya keseimbangan. "Ketika aktif di Pergunu, Bapak Ibu dan keluarga harus makin sejahtera. Semuanya harus berimbang," tambahnya. Sebagai organisasi kemasyarakatan, Pergunu juga harus memberikan nilai positif yang dirasakan langsung oleh warga Majalengka dan menjadi suri teladan bagi masyarakat luas.
Dukungan Penuh Pemda Majalengka
Bupati Majalengka, Drs. H. Eman Suherman, M.M., menyatakan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap Pergunu. "Saya dengan Nahdlatul Ulama merasa tidak pantas jika kegiatan NU dilaksanakan di luar Pendopo," kata Bupati yang hadir bersama Kepala Dinas Pendidikan, Camat Majalengka, serta pimpinan organisasi NU lainnya.
Bupati Eman mengucapkan selamat kepada pengurus baru di bawah kepemimpinan Dr. Endin Muhtadin dan berharap mereka dapat menjalankan amanah dengan baik untuk mewujudkan cita-cita bersama.
"Kehadiran pengukuhan Pergunu mengirimkan sinyal positif karena kami memiliki misi Majalengka Langkung Sae," ujar Bupati. Beliau menjelaskan dua fokus utama yang harus dikawal bersama. Pertama, aspek sosial, di mana Pergunu harus ikut memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, penguatan tradisi dan karakter, terutama dalam mencetak generasi muda yang berakhlak mulia melalui pendidikan pesantren.
"Hari ini kita sedang digerogoti tantangan terkait karakter anak-anak kita, etika dan etikad mereka. Kita akan kehilangan generasi yang selalu berbakti kepada orang tua dan guru," ungkap Bupati Eman dengan penuh keprihatinan.
Beliau mengajak Pergunu untuk bermitra dengan pemerintah daerah dalam mewarnai pola pendidikan di Majalengka. "Pemda sedang merancang program terkait madrasah, pesantren sudah kami bentuk. Bagaimana kita mencetak anak didik yang berkualitas, semuanya bermuara dari guru," kata Bupati yang mengaku sangat menghargai jasa guru dalam perjalanan hidupnya.
Keynote Speaker: Empat Pilar Kemajuan Bangsa
Puncak acara diisi dengan keynote speech dari Ketua PP Pergunu, Prof. Dr. KH. Asep Saepudin Chalik, M.A. Beliau menjelaskan sejarah panjang Pergunu yang telah disahkan melalui MOU sejak 1938, dengan orientasi awal untuk kemerdekaan Indonesia dan pengawalan Islam yang rahmatan lil alamin.
"Dulu Pergunu dan pondok pesantren berjuang agar tidak ada yang menghalangi kesatuan bangsa Indonesia. Kini, Pergunu harus mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur," tegas Prof. Asep.
Beliau merujuk pada hadis Nabi yang menyebutkan empat pilar penegak negara yang adil dan makmur. Pertama, ulama dan ilmuwan yang menjadi penerang dan referensi birokrasi. Kedua, birokrat yang adil dan mampu mewujudkan kesejahteraan. Ketiga, konglomerat yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Keempat, rakyat yang berdoa dengan khidmat dalam kondisi yang kondusif.
"Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang luhur urusannya, yang tinggi cita-citanya. Allah tidak senang dengan orang yang rendah urusan dan cita-citanya," ujar Prof. Asep mengutip hadis.
Empat Kriteria Guru yang Baik
Prof. Asep juga memaparkan empat kriteria guru yang baik menurut Pergunu. Pertama, guru harus menguasai dan terus mengintensifkan penguasaan atas kompetensi yang diajarkan. Kedua, guru harus bertanggung jawab mentransfer muatan kurikulum kepada seluruh anak didik tanpa terkecuali.
Ketiga, guru harus menjadi teladan moral bagi murid-muridnya. "Jangan sampai guru melakukan hal yang tidak bermoral," tegas Prof. Asep. Keempat, guru harus memandang anak didiknya sebagai anak kandung sendiri. "Guru kepada murid adalah bagaikan orang tua kepada anaknya," imbuhnya.
Beliau juga menekankan pentingnya perhatian guru terhadap setiap anak didik. "Tidak boleh ada guru yang tidak peduli terhadap murid yang nilainya rendah, yang penting menyelesaikan tugas. Itu bukan guru Pergunu. Guru Pergunu harus berupaya keras agar setiap anak didik mencapai potensi terbaiknya," tegasnya
Prof. Asep menutup dengan pesan inspiratif: "Menjaga yang sudah ada, tetapi mengambil sesuatu yang lebih baik. Ketika Bapak Ibu berjuang di jalan Allah, Allah akan mengangkat derajat kalian. Tidak peduli di mana pun sekolahnya, ketika gurunya memiliki empat sifat tadi, insyaallah anak-anak didik akan menjadi generasi yang luar biasa.
Komitmen Baru untuk Pendidikan Majalengka
Pelantikan pengurus Pergunu Kabupaten Majalengka periode 2025-2030 menandai komitmen baru dalam memajukan kualitas pendidikan di wilayah ini. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan bimbingan dari pengurus pusat serta provinsi, Pergunu Majalengka siap mengemban amanah besar dalam mewujudkan guru-guru berkualitas yang berakhlak mulia, profesional, dan berdedikasi tinggi untuk kemajuan bangsa.
Semangat "ngaji, ngajar, ngabdi" yang diusung oleh Dr. Endin Muhtadin diharapkan menjadi api perjuangan yang menyala bagi seluruh anggota Pergunu Majalengka dalam lima tahun ke depan. Majalengka Langkung Sae, dimulai dari guru yang lebih baik.
